Admira las obras que embellecen nuestras Revistas en la Sección de Galería
Rusia Dan Arab Saudi: Makna Karpet Merah

Rusia Dan Arab Saudi: Makna Karpet Merah

Rusia Dan Arab Saudi: Makna Karpet Merah – Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa karpet merah akan digelar di Riyadh untuk pemimpin Rusia.

Apalagi warga Arab Saudi sering menjuluki para orang-orang Uni Soviet sebagai “komunis tak bertuhan” pada era Perang Dingin.

Tapi zaman telah berubah. Pekan ini tentara Saudi membiarkan tembakan salvo sebanyak 21 kali sebagai penghormatan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang mampir-mampir ke Riyadh.

Presiden Rusia Vladimir Putin berkeliling di Timur Tengah, bersua dengan para pemimpin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. idnpoker

Rusia Dan Arab Saudi: Makna Karpet Merah

Di bawah Komunisme, Rusia mengenal perencanaan pembangunan lima tahunan untuk mengejar kemajuan ekonomi. benchwarmerscoffee

Kedatangannya, yang sangat disambut raja dan putra mahkota Saudi dengan berjabat tangan erat, membawa sejumlah kesepakatan bilateral. premiumbola

Tak cuma itu, lawatan Putin membuat kajian strategis Timur Tengah harus dikalibrasi lagi mengingat Saudi sejak lama bersekutu dengan Amerika Serikat. www.benchwarmerscoffee.com

Kini di bawah Vladimir Putin, perencanaan semacam itu udah berbeda. Dalam lima tahun, Kremlin udah memperluas efek geopolitik Rusia. 

Pada tahun 2014, Rusia mencaplok wilayah Krimea, kemudian melakukan campur tangan militer di wilayah Ukraina timur. Negara-negara Barat menghantam Moskow dengan berbagai sanksi, membuat Rusia bagai negara yang terisolasi.

Pemimpin-pemimpin negara Barat megkritik Putin dengan keyakinan bahwa tekanan akan mengubah perilaku politik presiden Rusia itu.

Presiden Amerika Serikat ketika itu Barrack Obama tidak mengakui Rusia sebagai “kekuatan regional”. Dari posisi Rusia sebagai salah satu negara adi kuasa, pengucilan seperti itu bisa terasa menyakitkan.

Di tahun 2019, keadaannya berbeda. Kini Rusia sedang mobilisasi dampak global. Rusia ikut campur tangan dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat, berpihak kepada Donald Trump – menurut knowledge dinas intelijen AS.

Mereka terhitung sedang jadi besar peran politik di Afrika dan Amerika Latin, serta memakai perpecahan politik di Eropa.

Rusia Dan Arab Saudi: Makna Karpet Merah

Makelar di Timur Tengah

Di Timur Tengah, perubahan peran Rusia begitu terlihat mencolok. Empat tahun sehabis Moskow melancarkan operasi militer di Suriah, Rusia menggantikan peran Amerika yaitu sebagai pemain utama dan makelar kekuasaan di wilayah itu.

Dalam beberapa hari saja, Vladimir Putin berbincang melalui telpon bersama dengan Presiden Turki Erdogan dan mengundangnya ke Moskow. Ia terhitung menelepon perdana menteri Israel dan berbicara soal “persoalan keamanan”. Belum lagi kunjungannya ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

hal ini merupakan seluruh sinyal yaitu dengan meningkatnya peran aktif Rusia di Timur Tengah.

Tabloid kondang Rusia Moskovsky Komsomolets memandang perubahan ini sebagai berikut:

“Situasi terkini di Timur Tengah tak akan pernah terpikirkan dapat terjadi di zaman Henry Kissinger bersama dengan idenya soal ‘permainan catur geopolitik global’. Nama Amerika memang besar, tapi mereka kalah di siang hari bolong..sementara diplomasi Rusia mengungguli mereka.”

“Rusia memainkan peran sebagai penengah dan perantara politik, dan tak ada kekuataan regional yang bisa mengabaikan hal ini.”

Di Moskow, keputusan Donald Trump untuk menarik pasukan AS dari perbatasan Suriah-Turki sangat mengagetkan para ahli politik internasional.

“Ada keyakinan bahwa Amerika sangat cerdas,” kata Fyodor Lukyanov, analis kebijakan luar negeri Rusia yang dekat dengan Kremlin. “Dan jika Amerika melakukan sesuatu yang bodoh, hal itu bukan kebodohan, melainkan kita tak benar-benear mengerti apa sesungguhnya rencana besar mereka.”

“Sulit bagi orang Rusia untuk percaya bahwa Amerika bisa melakukan sesuatu yang gila. Namun ternyata mereka bisa.”

Suriah: Kenapa Rusia menang di sana?

Apa yang terjadi?

Untuk pertama kalinya dalam 12 tahun, Presiden Putin bertandang ke Arab Saudi. Dalam lawatannya yang langka ini, dia membawa delegasi besar yang terdiri dari para pejabat perdagangan, keamanan, dan pertahanan.

Lebih dari 20 kesepakatan bilateral Rusia-Saudi senilai AS$2 miliar (Rp28,3 triliun) ditandatangani dan diumumkan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) kemudian.

Antara lain:

Perusahaan minyak negara Saudi, Aramco, membeli 30% saham Novomet, pemasok peralatan minyak Rusia.

Arab Saudi menanam modal sebesar US$600 juta (Rp8,5 triliun) pada bisnis penyewaan pesawat Rusia

Penjajakan kerja sama antara perusahaan gas alam Rusia, Gazprom, dengan perusahaan-perusahaan Saudi.

Kerja sama kedua negara tidak terbatas pada kesempatan itu. Pemerintah Saudi mengundang pemerintah Rusia untuk berpartisipasi dalam penyelidikan serangan rudal dan drone terhadap berbagai fasilitas minyak Saudi pada 14 September lalu.

Ada sebagian cara melihat bagaimana Moskow diuntungkan dari keadaan di Suriah timur laut saat ini ini:

Rusia adalah pendukung utama Presiden Assad, baik secara politik maupun militer. Lebih banyak wilayah yang dikuasai Damaskus, lebih baik bagi Moskow.

Dengan meniadakan bangsa Kurdi, reputasi Amerika sebagai mitra yang andal di kawasan itu sudah berantakan. Ini membuat Rusia mampu menggambarkan diri mereka – kepada semua pihak di Timur Tengah – sebagai hanya satu makelar kekuasaan dan penjaga perdamaian di sana. Polisi militer Rusia kini sudah melakukan patroli di jalan kontak antara pasukan Suriah dan Turki. Pesan teselubung dari sini: terkecuali ingin perdamaian di Timur Tengah, berpalinglah ke Rusia.

Dalam sebagian tahun terakhir, Moskow mengusahakan untuk melemahkan sekutu Barat, terlebih Uni Eropa dan Nato, bersama cara menggunakan perbedaan pendapat di antara negara-negara anggotanya. Gesekan-gesekan antara Turki dan anggota Nato lainnya berkaitan Suriah, menjadi mainan Rusia. Saat ini AS terlampau tidak bahagia Turki belanja sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.

Ketika Moskow meluncurkan operasi militer di Suriah tahun 2015, Kremlin perlihatkan prioritas Rusia adalah menaklukan terorisme internasional. Namun pertimbangan utama lain adalah membangun kembali pengaruh Rusia di Timur Tengah.

Dari pangkalan angkatan laut di Tartus, Rusia mampu memancarkan pengaruh militernya ke semua kawasan Mediterania. Laporan terakhir perlihatkan bahwa Moskow tengah mengembangkan pangkalan angkatan udara di Latakia.

Perubahan keseimbangan kekuasaan?

Meningkatnya kesibukan politik Rusia di panggung dunia, beriringan dengan periode introspeksi politik di Barat.

“Kekuatan AS dan Eropa kini tengah memandang ke di dalam negeri mereka sendiri, dibandingkan sebagian tahun lalu,” kata Fyodor Lukyanov yakin. “Yang kami memandang sekarang, lawan-lawan Rusia yang pernah mencoba mengisolasi Rusia tengah berada di dalam kondisi terombang-ambing. Ini kontras sekali dengan Rusia yang tengah membuktikan kekuatan tahan yang benar-benar tinggi pada tekanan berasal dari luar dan keterampilan politik di Timur Tengah.”

Rusia kemungkinan punyai kekuatan yang tahan dan keterampilan, serta pengaruh besar di Timur Tengah. Namun tersedia potensi kejatuhan di sini.

Rusia bukanlah negara adi kekuatan ekonomi. Ekonominya rapuh dan andaikan berlangsung kemandekan, Moskow dapat terpaksa menghalangi ambisi globalnya.

Bagi Timur Tengah sendiri, lokasi ini benar-benar kompleks. Terkoyak-koyak oleh perpecahan, saling tidak percaya dan kebencian. Bisa jadi Rusia sudah jadi makelar kekuasaan di sana.

Namun Rusia dihadapi tugas yang berat di dalam pelihara keseimbangan politik, misalkan inginkan memakai pengaruh untuk menciptakan perdamaian di sana.