Admira las obras que embellecen nuestras Revistas en la Sección de Galería
Dibunuhnya Khashoggi Oleh Arab Saudi

Dibunuhnya Khashoggi Oleh Arab Saudi

Dibunuhnya Khashoggi Oleh Arab Saudi – Seorang Sosiolog Turki Yasin Aktay, menyampaikan sejumlah alasan yang barangkali menjadi penyebab dari wartawan Jamal Khashoggi menjadi obyek pembunuhan di konsulat negara Arab Saudi.

Aktay yang terhitung jadi penasihat partai berkuasa di Turki, Partai Keadilan dan Pembangun (AK) itu menyebut bahwa pemerintah Riyadh berpikiran wartawan Washington Post itu berpotensi untuk mengorganisasikan oposisi. Meski demikian, ia tak pernah berpikiran dirinya akan melaksanakan perihal itu. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Dibunuhnya Khashoggi Oleh Arab Saudi

“Dari mana datangnya kecurigaan ini berasal?” tanya Aktay yang juga dikenal sebagai teman dari Khashoggi ini, kepada Anadolu. www.benchwarmerscoffee.com

“Saya kira kecurigaan ini dibangun dari keparanoidan, kekuasaan, ketakutan pemerintah, dan kepengecutan.”

Khashoggi berasal berasal dari keluarga yang terpandang. Kakeknya adalah seorang Turki, Muhammed Halit Kasikci. Sehingga keluarga itu merupakan satu berasal dari ribuan warga Saudi keturunan Turki. Nama Khashoggi sendiri dalam bhs Turki berarti pembuat sendok dan dieja sebagai ‘Kasikci’. Dalam satu setengah tahun terakhir, Khashoggi tinggal di Washington D.C sebagai kolumnis untuk Washington Post. idn poker

Ia pun sering melakukan penerbangan ke Istanbul untuk ikuti pertemuan dengan para ahli dan akademisi untuk mendiskusikan tentang solusi terhadap ketidaknyamanan atas dunia Islam belakangan ini. https://www.benchwarmerscoffee.com/

“Istanbul adalah sebuah pusat komunitas Islam yang penting. Kebanyakan pertemuan Islam dunia saat ini diadakan di Istanbul,” lanjut politisi itu.

“Ia diundang ke pertemuan ini nyaris tiap bulan. Dalam pertemuan dengan peserta yang berbeda-beda, dia adalah salah satu yang pertama diingat untuk diundang.

Terinspirasi ‘Arab Spring’

Harapan Khashoggi tumbuh bersamaan bersama dengan bertiupnya angin demokrasi dan kebebasan di era Arab Spring pada 2011. Ia menulis artikel dan memberi tambahan pidato berkenaan era baru di Mesir, Libia, dan Yaman. Menurutnya dunia Islam bisa menanggulangi segala persoalannya melalui demokrasi. Terobosan demokrasi dan pembangunan ekonomi di Turki membuatnya tertarik. Ia menyebut bahwa Truki bisa jadi misal bagi dunia muslim.

Dibunuhnya Khashoggi Oleh Arab Saudi

“Tentu ia sadar bahwa tidak ada model yang bisa ditransfer mentah-mentah begitu saja, tapi inspirasi dan pengaruh Turki akan menggema disana. Sebagai contoh, saat terjadi Arab Spring, ia yakin melihat analogi itu tengah berkembang.”

Tapi harapan Khashoggi tersendat di negara-negara di mana pemerintah Saudi terlibat.

“Selama periode Arab Spring, ia mengambil sikap menentang negaranya sendiri. Ide-ide oposisi ini tidak mengubahnya menjadi seorang pria yang bisa dibungkam,” kata Aktay.

Lebih lanjut Aktay, Khashoggi kecewa dengan sikap Saudi yang dianggap memberi kontribusi negatif untuk gerakan Arab Spring. Pemerintah Saudi lantas melihat wartawan ini sebagai oposisi.

“Tapi ini baru terjadi dalam satu setengah tahun terakhir. Sebelum itu, dia memiliki hubungan yang cukup baik [dengan otoritas Saudi],” paparnya.

Aktay pun menegaskan bahwa Khashoggi tidak hendak menggulingkan kekuasaan kerajaan Saudi saat ini.

“Ia tidak mencari alternatif. Maksudku, dia tidak mencari dinasti atau raja baru. Namun ia ingin negaranya untuk menjadi kerajaan yang lebih demokratis dan pengaturan yang lebih baik seperti Inggris,” tandasnya.

Sebelumnya, teman Khashoggi di Amerika Serikat, Ali Al-Ahmed, juga sempat menyampaikan perihal serupa. Bahwa wartawan itu cuma dambakan kerajaan Saudi agar menerima dan mengembangkan diskusi. Bukan menghimpit mereka bersama dengan penangkapan dan pengejaran.

Meski demikian, Al-Ahmed, penentang Saudi yang menggerakkan belajar di Washington, DC, sendiri mengaku dirinya berpihak terhadap mereka yang dambakan perombakan total kerajaan monarki itu jadi negara demokratis.

Kepercayaan terhadap Saudi

Aktay juga menggarisbawahi bahwa Khashoggi mempunyai kepercayaan besar terhadap negaranya dan juga  Turki. Ia percaya bahwa Saudi tidak akan melakukan kekejaman terhadap para warganya sendiri, apalagi di gedung konsulatnya sendiri.

“Dia amat percaya bahwa insiden semacam (pembunuhan) itu tidak bakal terjadi di Turki. Dia menyadari bahwa tidak bakal ada penculikan semacam itu di Turki, yang memiliki negara hukum dan di mana kekuatan polisi dan kekuatan mereka amat baik. Dan pasti saja, itu adalah konsulat. Dia amat percaya layaknya seorang manusia biasa. Kepercayaan diri ini merusak.”

Aktay pun memberi tambahan bahwa insiden ini terlampau sangat mengerikan. Sebab, menurutnya perihal ini bisa kurangi kepercayaan seseorang pada konsulat. Apalagi tiap-tiap orang di luar negeri pada titik khusus kudu senantiasa singgah ke konsulat negara mereka.

“Jika konsulat ini berubah menjadi tempat di mana orang dengan mudah melakukan pembunuhan dan menutupinya, maka orang akan kehilangan kepercayaan mereka,” tandasnya.

Aktay termasuk menyayangkan sikap Saudi yang dianggapnya udah mengeksekusi Khashoggi tanpa sebuah kejahatan. Sebab, yang dilakukannya hanyalah menentang kerajaan tanpa tersedia menggerakan pemberontakan.

Jamal termasuk keberatan dengan langkah Saudi yang melakukan sejumlah penangkapan di dalam campur tangannya soal Yaman. Meski awalannya ia menolong campur tangan itu, tapi penangkapan tersebut bagi Khashoggi jadi bakal memperburuk kekerasan hak azasi manusia di negara itu dan memperdalam konflik, bukan menyelesaikannya.

Alasan pembunuhan pada Khashoggi dan keberadaan jasad Khashoggi hingga saat ini tetap misteri. Yang diketahui publik, terutama Arab Saudi, Khashoggi sering mengkritik Riyadh melalui tulisan-tulisannya. Berikut dugaan daftar ‘kesalahan’ Khashoggi versi pemerintah Arab Saudi.

1. Sejumlah delegasi Arab Saudi menyebut Khashoggi sebagai musuh negara dan seorang bagian Ikhwanul Muslimin.

Dikutip dari sebuah berita, tuduhan ini udah diketahui Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tapi dia mengesampingkan dugaan ini. Menurutnya, pembunuhan pada Khashoggi adalah kejahatan yang tak bisa di terima dan amat mengerikan. Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman bersama dengan tegas menyangkal tuduhan paham rencana pembunuhan pada Khashoggi atau bahkan sebagai pihak yang laksanakan eksekusi.

2. Dikutip dari businessinsider.sg, Khashoggi dilarang menulis dan tampil dimuka publik oleh keluarga Kerajaan Arab Saudi setelah dia mengkritik Presiden Trump pada akhir 2016. Arab Saudi dan Amerika Serikat saling bersekutu.

Tak lama setelah larangan itu muncul, Khashoggi pun mengasingkan diri ke Virginia, Amerika Serikat, pakai green card. Dia menentukan mengasingkan diri agar bisa terus menulis. Di Amerika Serikat, dia teratur menulis kolom di surat kabar Washington Post dan mengkritik kebijakan-kebijakan Kerajaan Arab Saudi dari jauh.

3. Khashoggi dikenal puas mengkritik Kerajaan Arab Saudi melalui tulisan-tulisannya.

Sebelum dibunuh, Khashoggi dalam program UpFront yang ditayangkan oleh Al-Jazeera menyebutkan tidak ada area untuk berdebat di Arab Saudi bersama dengan para intelektual dan wartawan yang mempertanyakan kebijakan-kebijakan Kerajaan Arab Saudi.

“Intelektual Arab Saudi dan wartawan dijebloskan ke penjara. Sekarang, tak tersedia seorang pun yang berani berkata ke publik dan mengkritik reformasi yang diinisiasi oleh Putra Mahkota. Padahal akan lebih baginya memberikan area kritik bagi para intelektual Arab Saudi, penulis dan tempat untuk jalankan debat,” ujar Khashoggi.

Dalang pembunuh Khashoggi, tetap belum terungkap. Kasus ini sudah memicu Denmark dan Jerman menghentikan sementara untuk melakukan pengiriman senjata api ke negara Arab Saudi.